Meningkatkan PISA: program dari Ketiga pasangan calon presiden


Ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden ini banyak mengangkat isu pendidikan yang mereka janjikan jika terpilih pada tahun 2024. Ada yang menjanjikan wajib belajar hingga 18 tahun, ada pula yang menjanjikan makan gratis bagi siswa, bahkan ada yang menjanjikan kenaikan gaji guru sebesar Rp30.000.000 rupiah per bulan… Tentunya kami berterima kasih atas seluruh komitmen tersebut, beserta program pendidikan lain yang telah mereka luncurkan. Namun ada satu fakta yang sangat menarik untuk diperhatikan. Tak satu pun dari ketiga calon presiden dan wakil presiden tersebut yang secara jelas memberikan jaminan bahwa mereka akan meningkatkan nilai PISA Indonesia yang berada di peringkat 10 terbawah selama 23 tahun. Meski mutu pendidikan kita bisa meningkat jika janji-janji program pendidikan terpenuhi, namun pemeringkatan PISA justru menentukan penampilan pendidikan menengah kita di dunia internasional. Akibat tes tersebut, suatu negara diberi stigma memiliki sistem pendidikan terbaik atau terburuk di dunia.


Seperti diketahui, PISA merupakan program evaluasi yang dilakukan setiap tiga tahun sekali oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Implementasi finalnya pada tahun 2022, dan hasilnya diharapkan keluar pada Desember 2023. Indonesia telah mengikuti tes PISA sebanyak delapan kali sejak tahun 2000. Berbeda dengan negara lain yang terkadang melewatkan tes ini, Indonesia tidak pernah melewatkan tes PISA. Semangat Indonesia untuk mengenal tempat pendidikannya di dunia internasional sungguh luar biasa. India, yang berhasil menjelajahi kutub selatan bulan, juga baru satu kali mengikuti uji coba skala internasional ini, yaitu pada tahun 2009.


Tolok ukur utama

Tujuan dari tes PISA adalah untuk menilai sejauh mana siswa di seluruh dunia memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam masyarakat global. PISA menggunakan metode penilaian yang memasukkan pertanyaan-pertanyaan tambahan ke dalam berbagai aspek seperti matematika, membaca, sains, dan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Selain hasil tes, laporan OECD umumnya memuat saran untuk memperbaiki sistem pendidikan. PISA juga menjadi salah satu tolok ukur utama untuk menilai kualitas pendidikan di seluruh dunia. Nilai PISA yang tinggi menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki sistem pendidikan yang berdaya saing global. Jadi sangat disayangkan program pendidikan kita (pencalonan presiden) kampanyenya tidak pernah mendapat masalah yang parah dalam pemeringkatan PISA. Isu-isu penting yang mendera nama-nama besar pendidikan Indonesia di dunia internasional seakan tenggelam dan luput dari perhatian.

Tinggalkan Balasan